Pada tanggal 7 Oktober 2023, Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel. Lebih dari setahun kemudian, Gaza masih terperosok dalam perang yang berkepanjangan dan bencana kemanusiaan yang semakin parah. Israel telah memberikan pukulan besar terhadap kepemimpinan dan infrastruktur Hamas. Namun kelompok Islam masih jauh dari kehancuran. Kini mereka membangun kembali barisannya sambil melancarkan pemberontakan yang berkepanjangan terhadap pasukan Israel. Pada saat yang sama, terjadi peningkatan serius dalam kekerasan Israel-Palestina di Tepi Barat.
Bahkan sebelum tanggal 7 Oktober, pemberontakan Palestina di Tepi Barat semakin meningkat seiring dengan meningkatnya dukungan masyarakat terhadap perlawanan bersenjata. Situasi ini diperburuk dengan meningkatnya serangan pemukim Israel terhadap komunitas Palestina yang rentan dan sifat operasi militer Israel yang semakin destruktif, termasuk dimulainya kembali serangan udara di kota-kota Tepi Barat untuk pertama kalinya sejak intifada kedua pada awal tahun 2000an.
Sejak serangan 7 Oktober, Hamas telah mengubah taktiknya di Tepi Barat. Brigade Martir Al-Aqsa dan Jihad Islam yang berafiliasi dengan Fatah tetap menjadi kelompok bersenjata paling dominan di sana. Namun, organisasi bersenjata Hamas “Brigade Izdin al-Qassam”, yang hingga saat ini tidak menonjolkan diri, tampaknya semakin aktif. Kini mereka meningkatkan aktivitas bersenjatanya dan mengirim agen Tepi Barat untuk melakukan serangan terhadap warga sipil Israel, termasuk penembakan fatal di Tel Aviv pada bulan Oktober dan bom bunuh diri yang gagal pada bulan Agustus.